5 Alasan Mengapa Kamu ‘Burnout’ Selama WFH

Work from home (WFH) mungkin pada awalnya menjadi angin segar bagi para pekerja yang menghabiskan separuh waktunya bekerja di kantor. Namun tekanan yang lebih besar dan faktor faktor lainnya selama WFH menyebabkan munculnya fenomena ‘burnout. Dimana dapat menyebabkan stress berkepanjangan hingga depresi pada korbannya.

Dikutip dari www.covid19.go.id, dengan meningkatnya kasus Covid 19 hingga 27.5% per minggu di Indonesia, Presiden Republik Indonesia—Joko Widodo, melalui konferensi pers di Bogor pada tanggal 15 Maret 2020 yang lalu, menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bekerja, sekolah dan beribadah dari rumah demi mencegah semakin meluasnya penyebaran virus corona.

Melaksanakan kegiatan/pekerjaan kantor dari rumah, atau yang bisa disebut juga dengan istilah Work from Home (WFH) ini diharapkan mampu memberikan fleksibilitas dan keleluasaan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dalam ruang lingkup pribadi, yakni rumah masing masing. Pada awalnya, mungkin kamu akan merasa bahwa hal ini merupakan hal yang menyenangkan karena kita diberi kebebasan. Namun, bagaimana jika WFH menjadi boomerang untuk diri kamu sendiri?

Survei terbaru yang dilakukan Blind, (sebuah aplikasi komunitas workplace) mendapatkan hasil bahwa 68 persen dari 3 ribu responden yang merupakan pekerja dari 40 perusahaan besar seperti Amazon, Microsoft, T-Mobile, Apple, LinkedIn, Google, dsb, mengaku mengalami kelelahan mental lebih besar selama work from home (WFH) dibandingkan bekerja dari kantor. Yang dimana memicu fenomena ‘burnout’ di masyarakat.

Apa itu ‘burnout’?

Dikutip dari laman resmi WHO, Burnout adalah sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai kondisi stres kerja kronis yang ditandai dengan lelah secara fisik dan emosional.

Contoh dari gejala sindrom ini yakni kita mengalami susah tidur, sakit kepala, merasa sendirian, jenuh luar biasa, lemas, kehilangan motivasi kerja, menunda pekerjaan, dsb. 

Ditambah dengan rasa khawatir yang berlebih pada masa pandemi ini, hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri untuk tetap menjaga profesionalisme dan kinerja kita untuk perusahaan. Jadi, apa sih penyebab kita merasa burnout

  1. Kamu Bekerja Tak Kenal Waktu

    Saat memulai WFH, ‘settingan’ pada ragamu masih belum dapat membedakan antara ‘jam bekerja’ dan ‘jam beristirahat’. Ini menyebabkan kamu mungkin kesulitan untuk membuat batasan untuk dirimu sendiri, sehingga kamu bekerja sepanjang waktu. Padahal, bekerja dari rumah bukan berarti kamu tidak memiliki pemisah yang jelas antara kehidupan bekerja dan kehidupan rumah lho

    Hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatanmu, contohnya; kamu tidak makan dengan teratur karena tidak memiliki waktu untuk memasak, atau terlalu lelah untuk memasak hingga akhirnya memakan makanan yang tidak sehat. Bila sudah demikian kamu tidak memiliki waktu untuk fokus pada self-care.

  2. Peluang untuk Menunda Lebih Banyak

    Salah satu keuntungan dari WFH ini yakni adanya fleksibilitas dan pengawasan yang lebih rendah dibanding bekerja pada kantor. Namun secara tidak langsung ‘kemewahan’ ini menjadikan kamu lebih sering menunda-nunda dibandingkan sebelumnya. Secara tidak sadar kamu malah melakukan prokrastinasi, atau melakukan hal lain yang bukan menjadi prioritas. Akibatnya energi dan waktu yang semestinya bisa digunakan menyelesaikan tanggung jawab terkuras untuk hal lain, dan ketika kamu ingin menyelesaikan pekerjaan, kamu sudah kehabisan waktu dan sudah kelelahan. Pada akhirnya kamu akan pusing sendiri menyelesaikan tugas dengan ‘deadline’ yang sudah mepet.

  3. Kamu Merasa Tidak Memiliki Siapapun Ketika Kamu Merasa Lelah

    Terkadang, bekerja sama dalam team dapat menjadi sebuah keuntungan maupun kemalangan. Sadarkah kamu, saat kamu bekerja di kantor dan terjadi sebuah masalah, kamu memiliki banyak orang yang mengelilingimu, orang-orang yang bisa kamu mintai pertolongan. Namun ketika kamu sendirian, dibatasi oleh dinding-dinding ruang kerjamu, kamu mungkin merasa benar-benar sendirian dalam memecahkan masalah, dan tidak mendapat support secara langsung yang membuatmu merasa kelelahan dan stres sendiri. 

  4. Kamu Tidak Membuat Rencana Kerja

    Pernahkan kamu merasa bingung dengan apa yang ingin kamu lakukan pada hari ini? Atau kamu melupakan satu hal kecil yang harus kamu kerjakan secepatnya namun ternyata terlupakan? Ini saatnya kamu harus membuat rencana kerja. Rencana kerja yang kamu buat selama beberapa menit sebelumnya cenderung membantu kamu untuk fokus memilih dan merencanakan pekerjaan mana yang akan kamu prioritaskan dahulu. Tanpa rencana kerja, kamu akan mudah terdistraksi dan melupakan pekerjaan pokok yang seharusnya kamu lakukan. 

  5. Kamu Tidak Mempunyai Stress Relief

Jika sebelumnya kamu memiliki jadwal stress relief ataupun refreshing di akhir pekan berupa kegiatan outdoor seperti berpiknik di kebun, berenang di pantai, berkemah di hutan, dsb. Namun dalam keadaan lockdown pada masa pandemi ini, apa yang kamu lakukan?

Tetap pergi keluar rumah untuk stress relief? Lebih baik tidak untuk saat ini!

Hmm sepertinya kamu harus berpikir dua kali untuk pergi ke tempat wisata dalam masa pandemi seperti ini karena tentunya resiko penularan virus ini lebih besar apabila kita berada pada kerumunan massal. Contohnya, kerumunan wisatawan pada tempat refreshing.

Tidak ada stress relief?

Lakukanlah kegiatan positif yang kalian sukai untuk membantu menenangkan pikiran dan memberikan kesegaran baru sebelum kamu mulai bekerja lagi di hari berikutnya.

Memiliki sesuatu yang dapat kalian jadikan hobi dapat meningkatkan serotonin, dopamin, dan oksitosin yang merupakan hormon kebahagiaan.

Contohnya adalah dengan memiliki sebuah AQUARIUM!.

Yuk ketahui manfaat lainnya dari memiliki Akuarium!

maxresdefault (1).jpg
  1. Menurunkan Tekanan Darah dan Jantung
    Umumnya, saat kamu merasa burnout, adrenalin pada tubuh akan terpacu lebih cepat. Tekanan darah dan detak jantung pun meningkat. Badan merasa gelisah dan tentunya kamu kesulitan untuk berkonsentrasi. Maka dari itu, memiliki sebuah akuarium di dalam rumah merupakan hal yang tepat untuk kalian yang memiliki masalah tekanan darah tinggi ataupun masalah kesehatan jantung lainnya. Menurut sebuah penelitian, melihat akuarium kosong mengurangi detak jantung sebesar 3% sementara akuarium dengan ikan menghasilkan penurunan 7% dimana hal ini sangat baik untuk kesehatan jasmani kedepannya.

2. Meningkatkan Kualitas Tidur
Percaya atau tidak, mengamati akuarium sebelum tidur mampu memperbaiki kualitas tidur dengan cara menenangkan atau merelaksasi tubuh dan pikiran kamu untuk tertidur sehingga keesokan harinya kamu akan mendapatkan hasil tubuh yang lebih bugar dari biasanya. Hal ini tentunya mengurangi waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk menenangkan diri yang gelisah dan sulit tidur. 

3. Mengurangi Rasa Sakit dan Kecemasan

Kehadiran akuarium pada suatu ruangan telah terbukti dapat mengurangi kecemasan dan nyeri pada pasien yang sedang menjalani prosedur perawatan kesehatan. Salah satunya yakni perawatan gigi. Inilah mengapa pada suatu adegan di dalam film animasi ‘Finding Nemo’, ditemukan aquarium air laut pada ruang praktek  pasien klinik gigi tersebut guna untuk mengurangi rasa sakit pasien selama prosedur perawatan gigi dan sesudah perawatannya.

Kerja-lembur-cover-scaled.jpg

4.Meningkatkan Fokus dan Kreativitas

Bagaimana bisa?Peningkatan fokus dan kreativitas saat memandang akuarium dalam beberapa menit bisa terjadi karena stimulasi visual dari akuarium ikan yang aktif memiliki efek terapeutik dimana nantinya memberikan pikiran kamu jeda dalam memikirkan sesuatu hal yang lain untuk difokuskan selama beberapa menit saat kamu ingin mengatasi suatu masalah

5. Memberikan Efek Menenangkan untuk Anak Anak dan Pasien Alzheimer
Selain dapat meningkatkan fokus dan kreativitas, akuarium ikan dapat memberikan efek yang sangat menenangkan untuk kondisi psikologis pemiliknya. Contohnya pada anak-anak dengan gangguan hiperaktif serta pasien alzheimer. Penelitian yang dilakukan di Universitas Purdue menyatakan bahwa akuarium berisi ikan dapat meningkatkan suasana hati, kewaspadaan, dan nafsu makan pada pasien Alzheimer sekaligus mengurangi perilaku agresif. Dan pada anak-anak hiperaktif sendiri akuarium memberikan rasa nyaman dan efek menenangkan sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan kualitas tidur yang tentunya meningkatkan performa mereka di sekolah.

Nah jadi tidak ada yang mustahil ya untuk mengurangi efek burnout selama WFH hanya dari rumah saja. Memulai dengan hal yang baru seperti hobi akuatik ini bisa menjadi salah satu referensi stress relief yang cocok untuk kamu. Akuarium dengan ekosistem di dalamnya juga terlihat cantik untuk sudut ruangan dan menambah kesan ‘hidup’ di dalam rumah lho. Hanya dengan duduk santai di sofa, yuk kita nikmati alam dari rumah saja!

So, tunggu apa lagi!

Let’s bring the nature home~

LBTNH.jpg